Kesuksesan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kelurahan Dasan Agung
Baru, Kecamatan Selaparang, menjadi bukti lain kehebatan wanita Sasak. Sejatinya,
laki-laki dan perempuan di Mataram saling melengkapi dalam menjalankan
kehidupan ini. Wanita Sasak mampu berkiprah di tengah masyarakat sekitarnya,
tanpa harus meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu.
Hal ini yang diperlihatkan 14 orang wanita di Kelurahan Dasan Agung Baru,
yang tergabung dalam KWT Lingkungan Banjar.
KWT yang resmi berdiri pada tahun
2011 itu, terbilang sukses melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan
yang dicanangkan PKK. Program yang dimaksudkan mewujudkan keluarga bahagia,
sejahtera, maju, dan mandiri itu telah digerakkan oleh KWT Lingkungan banjar
guna memenuhi gizi keluarga, meningkatkan pendapatan keluarga, dan menambah
estetika pekarangan rumah.
Masing-masing anggota kelompok memanfaatkan pekarangannya menanam berbagai
sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat keluarga. Sehingga tak ada
lagi lahan kosong. Terong, kacang panjang, tomat, cabai, dan berbagai tanaman
lainnya tampak menghiasi pekarangan anggota KWT Lingkungan Bajar. Sedikitnya
terdapat 30 jenis tanaman obat keluarga (toga) yang dikembangkan di pekarangan
anggota KWT Lingkungan Bajar. Kumis kucing, bungo rayo, temulawak, kunyik
tialai, jariangau, dan bermacam toga lainnya.
Sementara itu, KWT Lingkungan Bajar memiliki satu buah kebun yang
masing-masingnya ditanami cabai, ubi kayu, dan kacang panjang. Pengelolaannya,
mulai dari pengolahan lahan, bertanam bahkan hingga panen dilakukan oleh
anggota KWT. Hasil panennya dipasarkan keberbagai tempat.
Yang menarik, uang hasil panen dijadikan sebagai kas kelompok, yang mana
sewaktu-waktu dapat dipinjamkan pada anggota sebagai modal usaha. Tak hanya
itu, secara umum KWT Lingkungan Bajar berperan dalam menyuplai bahan baku industri rumah tangga.
KWT Lingkungan Bajar pun berperan menyediakan bahan pemberian tambahan makanan
(PMT) untuk posyandu dan anak sekolah.
Paling menonjol, KWT kelurahan Dasan Agung Baru, mampu menjawab tantangan
pemerintah mengembangkan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal. KWT Lingkungan Bajar mampu mengembangkan
ketahanan pangan tanpa harus bergantung kepada beras dan terigu. Potensi pangan
lokal seperti ubi kayu, ubi jalar, talas, dan pisang diolah menjadi aneka
keripik, karak kaliang dan lain sebagainya.
Keberhasilan KWT Lingkungan Bajar
saat ini, tentunya tak lepas dari usaha keras anggota kelompok dalam dua tahun
terakhir, serta bantuan pihak-pihak terkait. Secara berkesinambungan
melaksanakan penyuluhan kelompok.
No comments:
Post a Comment